Wednesday, October 07, 2009

INFEKSI SALURAN KEMIH

INFEKSI (NON SPESIFIK DAN SPESIFIK) SALURAN KEMIH
DAN GINJAL

1.1. DEFINISI INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Terdiri dari :

1. ISK Atas
a. Pielonefritis
b. Pielitis

2. ISK Bawah
a. Sistitis
b. Prostatitis dan epidedimis
c. Uretritis
d. Sindrom uretra

1.2. ETIOLOGI DAN PRESDISPOSISI

Setiap ISK pada laki-laki (walaupun pertama kali serangan) dan ISK berulang (rekuren) pada wanita biasanya menyertai faktor predisposisi.

1. Macam-macam faktor predisposisi
a. Obstruksi intrarenal dan saluran kemih akibat litiasis (laki & wanita)
b. Neuropati viseral pada diabetes (laki & wanita)
c. Prostat hipertrofi / keganasan (laki)
d. Hidroureter akibat progesteron (kehamilan dan kontrasepsi)
e. Polikistik (laki & wanita)
f. Refluk vesiko ureter (laki & wanita)
g. Instrumentasi selama sistoskopi dan kateterisasi (laki & wanita)

2. Implikasi klinis

a. Tipe ISK
- ISK tipe sederhana (uncomplicated)
- ISK tipe berkomplikasi (complicated)

b. Pola bacteriuria patogen
- Bacteriuria patogen aerobik
- Monobacteriuria
- Polibacteriuria
- Bacteriuria patogen anaerobik
- Bacteroides
- Streptokok aerobik
- Laktobasilus
- Klostridia
- Veillonella

3. Program pendekatan diagnosis

4. Program terapi rasional


MIKROORGANISME (MO)

Mikroorganisme paling sering menyebabkan ISK dan ginjal :

1. Bakteri gram negatif

FAMILI
GENUS
SPESIES
Enterobakteriaceae
Escherichia
Coli

Klepsiella
Pneumoniae


Oxytoca

Proteus
Mirabilis


Vulgaris

Enterobacter
Cloacae


Aerogenes

Providencia
Rettgeri


Stuartii

Morganella
Morganii

Cytobacter
Freundii


Diversus

Serratia
Marcescens
Pseudomonadaceae
Pseudomonas
Aeruginosa

2. Bateri gram positif

FAMILI
GENUS
SPESIES
Micrococcaceae
Staphylococcus
Aureus


Saprophyticus
Streptococceae
Streptococcus
Fecalis


(enterococcus)

2.1. PATOGENESIS

ISK sering disebabkan mikroorganisme saluran cerna (enterobacteriaceae) kembang biak di daerah introitus vaginae dan uretra anterior dan masuk kedalam kandung kemih selama miksi.
ISK tipe sederhana lebih sering pada wanita daripada laki-laki karena mempunyai hubungan dengan faktor presipitasi dengan faktor lokal.

1. Faktor Presipitasi :
a. uretra lebih pendek
b. Trauma pada daerah uretra anterior selama partus dan senggama
c. Kontaminasi transperineal dari rektum (anus)
d. Pengaruh progesteron selama kehamilan dan pemakaian kontrasepsi menyebabkan hidroureter dan hidropelvis

2. Faktor lokal :
a. Jumlah minum dan miksi
b. Mekanisme pertahanan epitel kandung kemih
c. Mekanisme humoral kandung kemih
d. Wanita tidak mempunyai cairan prostat yang bersifat bakteriostatik
e. Virulensi mikroorganisme
- mikroorganisme yang mempunyai anti gen k lebih virulen
- E.coli dengan P-fimbriae sangat patogen

ISK tipe sederhana jarang berakhir dengan penurunan faal ginjal kronis atau terminal

ISK be rkomplikasi (complicated)

Gagal Ginjal Kronis Faktor Predisposisi

Pielonefritis kronis Bakteriuria asimptomatik

ISK Atas (Pielonefritis) ISK Bawah (Sistitis)

Bakteriemia





2.2. INFEKSI BAKTERI DAN TBC

Tuberkolosis paru masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan klinis masa kini dan mendatang di Indonesia. Tuberkolosis saluran kemih merupakan salah satu bentuk manifestasi klinis tuberkolosis desiminata, jarang dilaporkan mungkin prevalensinya sedikit atau lolos dari pendekatan diagnosis. Pendekatan diagnosis tuberkolosis saluran kemih dan ginjal harus terarah karena tergantung dari gambaran klinis. Gambaran klinis bervariasi : mungkin dengan keluhan ISK bawah (rekuren), hematuria tanpa sakit, hipertensi resisten atau dengan sindrom gagal ginjal kronis (GGK).

Infeksi bakterium tuberkulosis mencapai saluran kemih dan ginjal akibat penyebaran hematogen dari paru atau organ lain dari urogenital. Sumber primernya (misalnya paru) mungkin memperlihatkan infeksi aktif atau tidak memberikan keluhan maupun gejala termasuk kelainan radiologis.

2.3. PATOFISIOLOGI

DIAGNOSIS
Dalam upaya pendekatan diagnosis dua sasaran objektif yang harus di identifikasi yaitu manifestasi klinis dan bakteriuria patogen. Kedua sasaran objektif tersebut saling berkaitan, tidak terpisahkan.


KOMPLIKASI
Komplikasi dapat terjadi apabila :
§ ISK berulang
§ ISK kronis
§ ISK Pielonefritis kronis
§ Komplikasi pada penderita orang tuan dan atau diabetes timbul scepsis

3.1. DIAGNOSIS

Diagnosis Klinis

1. Gambaran Klinis
Diagnosis ISK dengan gambaran klinis ISKB dan ISKA mudah ditegakkan berdasarkan inventarisasi data-data simtomatologi (tabel 1) walaupun harus disadari bahwa simtomatolgi terutama yang berhubungan dengan ISKB tidak patonomonis untuk infeksi saluran kemih.


Simtomatologi ISK (tabel 1)

Lokal :
q Disuria
q Polakisuria
q Urgensi
q Stranguria
q Tenesmus
q Nokturia
q Enuresis nokturnal
q Prostatismus
q Inkontinensia
q Nyeri uretra
q Nyeri kandung kemih
q Nyeri kolik
q Nyeri ginjal

Sistemik :
q Panas badan sampai menggigil
q Septikemia dan syok

Perubahan urinalisisis :
q Hematuria
q Piuria
q Chylusuria
q Pneumaturia


2. Perubahan warna urin
Perubahan warna urin mempunyai arti klinis tersendiri seperti hematuriam, piuria chyluria dan pneumonia.

3. Diagnosis faktor predisposisi
Setiap ISK rekuren (berulang) terutama pada pasien laki-laki maupun wanita setiap satu kali serangan harus dipertimbangkan kemungkinan ISK berkomplikasi.





3.2. LABORATORIUM

Pemeriksaan penunjang diagnostik :

1. Analisis urin rutin
Pemeriksaan analisis urin rutin merupakan uji saring yang dapat diandalkan bila koleksi urin benar dan masih segar, yang terdiri dari :
a. pH urin
b. Proteinuria
c. Pemeriksaan mikroskopik urin

2. Identifikasi bakteriuria patogen penyebab infeksi saluran kemih
a. Uji biokimia
b. Mikrobiologi

3. Prosedur pemeriksaan sumber infeksi
Indikasi prosedur pemeriksaan sumber infeksi :
a. Setiap ISK akut laki/wanita dengan tanda-tanda septikemia-bakteriema
b. Setiap episode ISK (satu kali episode) pada pasien laki-laki
c. Pasien wanita dengan infeksi berulang atau relap terutama disertai hipertensi dan penurunan faal ginjal GFR (kenaikan serum-serum dan kreatinin)
d. Kultur urin menampilkan bakteriuria patogen polimikroba

4.1. TERAPI

ISK bawah (sistitis akut)

Pengobatan umum dapat dilakukan dengan tindakan :
§ Alkalinisasi urine berikan natrium bikarbonat 16 – 20 gr perhari
§ Anti spasme, banyak obat anti spasme saluran pencernaan yang dapat diberikan untuk mengurangi iritasi kandung kemih

Pengobatan khusus dengan medikamentosa
§ Nitrofurantoin, ampisilin, penisilin G, asam nalidiksik, dan tetrasiklin merupakan obat antibiotik pilihan pertama untuk sistitis akut. Golongan sulfonamid cukup efektif tetapi tidak ekspansif.




ISK bawah (sistitis kronis)

§ Pengobatan umum (vide bab sistitis akut)

§ Pengobatan medikamentosa
Pemilihan antibiotok seharusnya sesuai dengan bakteriogram.
Nitrofurantoin dan sulfonamit dapat diberikan sebagai pengobatan permulaan sebelum diketahui hasil bakteriogram

ISK atas (pielonefritis akut)

§ Pengobatan umum
Sifatnya simptomatis untuk menghilangkan atau meredakan gejala infeksi saluran kemih bagian bawah atau atas. Misalnya analgetik, anti spasmodik, alkalinisasi urin dengan bikarbonat.

§ Pengobatan medikamentosa
Urine terutama urine pagi hari ditampung untuk analisa urine, pengecatan dengan gram, biakan dan resistensi terhadap obat-obatan standar.

ISK atas (pielonefritis kronis)

§ Pengobatan medikamentosa dengan antibiotik selama infeksi eksaserbasi akut, diberikan kemoterapi yang intensif. Pemilihan macam antibiotik tergantung dari bakteriogram. Antibiotik harus diberikan selama 2 – 3 minggu, kemudian diikuti terapi supresif selama beberapa bulan atau tahun

§ Pengobatan lokal dengan pembedahan
Eradikasi sumber infeksi kronis perlu dipertimbangkan seperti prostatektomi untuk prostatitis.

§ Pengobatan untuk penyulit
- Hipertensi
Hipertensi berat yang sulit dikendalikan dengan obat-obatan
- Gagal ginjal kronis


5.1. PENCEGAHAN

§ Pencegahan pada ISK bawah (sistitis akut) dianjurkan minum 1 gram sulfonamit atau 100 gram nitrofurantoin LANDES dkk
§ Pada ISK bawah (sistitis kronis) semua faktor predisposisi harus diberantas untuk mencegah infeksi menahun dan kalau perlu dilakukan pembedahan.
§ ISK atas (pielonefritis akut) setiap pasien yang menderita ISK yang sering kambuh harus dicurigai kemungkinan adanya faktor predisposisi refluk vesiko ureter.
§ ISK atas (pielonefritis kronis) pengaturan / regulasi pH urin sangat penting untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme tertentu maupun untuk efektifitas antibiotik

5.2. PROGNOSIS

§ ISK bawah akut (sistitis akut)
Prognosis pada ISK bawah akut dapat sembuh sempurna, kecuali bila terdapat faktor-faktor predisposisi yang lolos dari pengamatan

§ ISK bawah kronis (sistitis kronis)
Prognosis pada ISK bawah kronis baik bila diberikan
- antibiotik yang intensif dan tepat
- faktor predisposisi mudah dikenal dan diberantas

§ ISK atas akut (pielonefritis akut)
Prognosis pielonefritis baik bila memperlihatkan penyebuhan klinis maupun bakteriologis terhadap antibiotik

§ ISK atas kronis (pielonefritis kronis)
Bila diagnosis pielonefritis kronis terlambat dan kedua ginjal telah menyusut pengobatan konserfatif semata-mata untuk mempertahankan faal jaringan ginjal yang masih utuh

1 comment:

Unknown said...

thanks atas informasinya

http://pengobatanalami88.com/pengobatan-alami-infeksi-saluran-kemih/